FLASH FICTION/FIKSIMINI/CERITA MINI


Akhir-akhir ini, di dalam dunia sastra ada jenis tulisan yang cukup populer baik di kalangan pembaca maupun penulis, yaitu fiksi mini atau dalam bahasa Inggris biasa disebut sebagai _Flash Fiction_ . Di Indonesia sendiri, penyebutan untuk _Flash Fiction_ ini bermacam-macam. Ada yang menyebutnya fiksi mini, cerita mini (cermin), cerita kilat, bahkan hingga cerpen singkat. Apapun penyebutannya, tetap merujuk pada satu jenis tulisan yang sama. Cukup banyak dari kita yang sudah sering mendengar tentang jenis tulisan ini, bukan? Namun apakah kita sudah benar-benar paham apa itu fiksi mini?
Fiksi mini, adalah karya fiksi yang sangat singkat bahkan lebih ringkas daripada cerita pendek. Tidak ada ukuran yang jelas seberapa panjang sebuah fiksi mini sebenarnya, namun panjang fiksi mini rata-rata berkisar antara *250* hingga *1.000* kata, jelas berbeda dengan cerita pendek yang umumnya di atas 1.000 sampai 10.000 kata. Bahkan seiring dengan berjalannya waktu, muncul beberapa tulisan fiksi mini yang *lebih pendek dari 250* kata. Terbayang apa yang bisa ditulis dengan kurang dari 250 kata? Sulit? Nyatanya, fiksi mini kurang dari 250 kata sangat populer dan banyak penulis yang menggeluti jenis tulisan ini.
Banyak yang beranggapan bahwa justru dalam keterbatasan kata dalam fiksi mini, penulis merasa tertantang untuk menyelesaikan sebuah cerita tanpa ada bagian-bagian yang tertinggal dan tidak terjelaskan. Meski terkesan singkat, sebuah fiksi mini merupakan satu cerita yang utuh, bukan hanya sekadar penggalan.
Fiksi mini harus tetap mengandung unsur pembangun dalam cerita seperti awalan, isi, dan penutup. Fiksi mini juga memiliki unsur-unsur intrinsik karya sastra di dalamnya seperti penokohan, setting atau latar, konflik, serta penyelesaian di bagian akhir.
Lalu apakah letak perbedaan antara fiksi mini dan cerita pendek adalah pada panjang tulisannya? Benar. Biasanya selain panjang tulisan, fiksi mini—apalagi yang kurang dari 250 kata—menggunakan pemilihan kata yang to the point dan tidak bertele-tele. Lagi-lagi hal ini disebabkan karena keterbatasan kata, tidak seperti cerita pendek yang jauh lebih panjang. Fiksi mini biasanya lebih terfokus pada tema dan alur cerita yang sudah mencakup gambaran pertama, konflik, dan penyelesaian. Namun ada juga fiksi mini yang fokus pada pemilihan kata karena penulis suka menggambarkan situasi sehingga pembaca dapat merasa lebih bersatu dengan cerita. Kedua tipe bercerita ini sama-sama diperbolehkan di dalam penulisan fiksi mini, karena bergantung pada kenyamanan penulis sendiri.
✒ MEMBUAT _FLASH_ _FICTION_ /FIKSI MINI

Membuat flash fiction dapat menghadirkan kepuasan tersendiri dibandingkan membuat cerpen atau novel. Sebab dalam membua _flash_ _fiction_ kita dituntut untuk menjadi super kreatif. Bagaimana tidak, dengan batasan jumlah kata yang minim, kita harus menghadirkan cerita yang utuh.
Jadi _flash fiction_ atau fiksi kilat bukanlah kepingan kecil sebuah cerita. Melainkan cerita utuh yang harus mengandung tema, tokoh/penokohan, plot (awal – pertengahan – akhir), _setting_ , konflik dan ending. Prasyarat tersebut wajib dipenuhi bagi siapa saja yang ingin membuat _flash fiction_
Unsur Pembangun Flash Fiction
Agar flash fiction dapat bercerita dengan utuh, maka harus memenuhi semua unsur pembangunnya. Unsur pembangun flash fiction sebenarnya sama dengan unsur pembangun novel dan cerpen.


Follow ig @Sajak_penatelanjang 
Aji Budi Riyanto

Komentar

Postingan Populer