Balada Orang Bencana
Lumpur hitam menggerutu datang menghantui
Seketika kesucian pasir putih pun kian sirna
Pohon-pohon menangis seraya kehilangan rindang
Toket jeruji besi senang begitu menari-nari
Sitikus suka ria berenang dilaut ejakulasi
Kesadaran hanya jadi fiktip belaka
Bukan seorang pahlawan seperti tan malaka
Hanya keserakahan menghiraukan kata celaka
Padahal diputi proklamasi bersorak dengung
Kata merdeka
MERDEKA…..
MERDEKA…..
Di segara orang-orang berdosa berenang
dineraka
Oh tuan apakah ini cerita durhaka
Oh tuan lihatlah
Seorang putri menari dibalik ranjang besi
Merasa diri menjadi penguasa negri
Dibawah ranjang terselip harga diri
Tak hirukan dunia yang kian dikebiri
Hanya beringas kelopak mata menanti materi
Oh tuan
Bukan kah tuan penguasa semesta
Tolong hilangkan si para pendusta
Yang melihat dengan sebelah mata
Tak menghiraukan rasa cinta
Kebinekaan pancasila kini hilang seketika
Tuanku ber isyarat kepadamu wahai tuan
Bukan kamu yang nafsu,hanya tuanku sedang merayu
Agar tuan mampu merindu dibawah melodi pilu
Padanya
kamu akan bertemu malu
Bak
gerombolan hewan jalang tanpa baju
Lihatlah
tuan
Anak itu
tanpa kaki namun mampuh berlari
tuan yang
punya ferari lemah enggan berdiri
jeritan luka
tersebar di alam negri
disinggah
sana tuan berdansa dengan si putri
oh tuan ini
bukan lelucon
kau yang
menikmati soudaraku yang mati
Bandung,1 September 2018
Ahmad Kurniawan
LPTQ JABAR (UNFARI)
Komentar
Posting Komentar